SABTU 20 APRIL 2013
PENGERTIAN
REFRIGERASI
Refrigerasi adalah produksi atau
pengusahaan dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu bahan atau ruangan pada
tingkat yang lebih rendah dari pada suhu lingkungan atau atmosfir
sekitarnya dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan
tersebut. Refrigrasi dapat dikatakan juga sebagai sebagai proses pemindahan
panas dari suatu bahan atau ruangan ke bahan atau ruangan lainnya (Ilyas,
1993), sedangkan menurut Hartanto (1985) pendinginan atau refrigerasi adalah
suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana proses ini terjadi karena
proses penguapan bahan pendingin (refrigeran), dan menurut Arismunandar dan
Saito (2005) refrigerasi adalah usaha untuk mempertahankan suhu rendah yaitu
suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban
yang sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari
suatu ruangan tertentu, faktor suhu dan temperatur sangat berperan dalam
memelihara dan mempertahankan nilai kesegaran ikan.
Refrigrasi memanfaatkan sifat-sifat
panas (thermal) dari bahan refrigerant selagi bahan itu berubah keadaan
dari bentuk cairan menjadi bentuk gas atau uap da sebaliknya dari gas kembali
menjadi cairan (Ilyas, 1993).
PRINSIP
DASAR REFRIGRASI MEKANIK
1.
Gambaran Umum Refrigerasi Mekanik
Prinsip dasar dari refrigerasi
mekanik adalah proses penyerapan panas dari dalam suatu ruangan berinsulasi
tertutup kedap lalu memindahkan serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan
tersebut. Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu tenaga atau energi.
Energi yang paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga listrik yaitu untuk
menggerakkan kompresor pada unit refrigerasi (Ilyas, 1993 ).
2.
Proses Yang Berlangsung Dalam Sistem
Refrigerasi
Dalam suatu sistem refrigrasi
mekanik, berlangsung beberapa proses fisik yang sederhana. Jika ditinjau dari
segi termodinamika, seluruh proses perubahan itu terlibat tenaga panas, yang
dikelompokkan atas panas laten penguapan, panas sensibel, panas laten
pengembunan dan lain sebagainya. Menurut Sofyan Ilyas (1993), suatu siklus
refrigrasi secara berurutan berawal dari pemampatan, melalui pengembunan
(kondensasi), pengaturan pemuaian dan berakhir pada penguapan (evaporasi).
Satu siklus refrigrasi kompresi uap
adalah sebagai berikut:
- Pemampatan (kompresi). Uap
refrigeran lewat panas bersuhu dan tekanan rendah yang berasal dari proses
pengupan dimampatkan oleh kompresor menjadi uap bersuhu dan bertekanan
tinggi agar kemudian mudah diembunkan, uap kembali menjadi cairan didalam
kondensor.
- Pengembunan (kondensasi).
Proses pengembunan adalah proses pengenyahan atau pemindahan panas dari
uap refrigeran bersuhu dan bertekanan tinggi hasil pemampatan kompresor ke
medium pengembun di luar kondensor.
- Pemuaian. Pemuaian adalah
proses pengaturan kesempatan bagi refrigeran cair untuk memuai agar
selanjutnya dapat menguap di evaporator.
- Penguapan (evaporasi), pada
proses ini, refrigeran cair berada dalam pipa logam evaporator mendidih
dan menguap pada suhu tetap, walaupun telah menyerap sejumlah besar panas
dari lingkungan sekitarnya yang berupa zat alir dan pangan dalam ruangan
tertutup berinsulasi. Panas yang diserap dinamakan “panas laten penguapan.

Gambar
1. Siklus Refrigerasi
KOMPONEN
SISTEM REFRIGERASI
1.
Komponen Utama Sistem Refrigrasi
Komponen pokok adalah komponen yang
harus ada / dipasang dalam mesin refrigerasi. Menurut Hartanto (1985) komponen
pokok tersebut meliputi : Kompresor, kondensor, tangki penampung (receiver
tank), katup ekspansi dan evaporator. Masing-masing komponen dalam sistem
kompresi uap mempunyai sifat-sifat yang tersendiri (Stoecker,1989).
a. Kompresor
Kompresor merupakan jantung dari
suatu sistem refrigerasi mekanik, berfungsi untuk menggerakkan sistem
refrigerasi agar dapat mempertahankan suatu perbedaan tekanan antara sisi
tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi dari sistem (Ilyas, 1993).
Kompresor refrigerasi yang paling
umum adalah kompresor torak (reciprocating compressor), sekrup (screw),
sentrifugal, sudu (vane). (Stoecker, 1989).
Menurut Hartanto (1985) berdasarkan
cara kerjanya kompresor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kompresor torak dan
kompresor rotary.
1) Kompresor torak
Kompresor torak yaitu kompresor yang
kerjanya dipengaruhi oleh gerakan torak yang bergerak menghasilkan satu kali
langkah hisap dan satu kali langkah tekan yang berlainan waktu.
Kompresor torak lebih banyak digunakan pada unit mesin pendingin berkapasitas
besar maupun kecil seperti lemari es, cold storage, coll room.

Gambar
2. Kontruksi kompresor torak silinder ganda
2) Kompresor rotary
Kompresor rotary yaitu kompresor
yang kerjanya berdasarkan putaran roller pada rumahnya, prinsip kerjanya
adalah satu putaran porosnya akan terjadi langkah hisap dan langkah tekan yang
bersamaan waktunya, kompresor rotary terdiri dua macam yaitu kompresor rotary
dengan pisau / blade tetap.

Gambar
3. Kompresor rotary dengan dua buah blade / pisau
Berdasarkan
kontruksinya, kompresor terdiri dari :
1) Kompresor tertutup
Kompresor jenis ini banyak digunakan
pada unit mesin refrigerasi yang kecil. Kompresor tertutup dibedakan dua macam
yaitu kompresor hermetik dan kompresor semi hermetik
a) Kompresor hermetik
Kompresor yang di bangun dengan
tenaga penggeraknya (motor listrik) dalam satu tempat tertutup. Jenis
kompresor hermetik yang sering digunakan adalah kompresor hermetik torak pada
lemari es dan kompresor hermetik rotary pada air conditioner.
b) Kompresor semi hermetik
Kompresor yang bagian rumah
engkolnya dibangun menjadi satu dengan motor listriknya sebagai tenaga
penggerak. Pada kompresor ini tidak diperlukan penyekat poros sehingga dapat
dicegah terjadinya kebocoran gas refrigeran.
2) Kompresor terbuka
Kompresor yang dibangun terpisah
dengan motor penggeraknya. Jenis ini banyak digunakan pada unit
refrigerasi yang berkapasitas besar seperti pabrik es, cold strorage.
Pada kompresor terbuka salah satu porosnya keluar dari kompresor untuk menerima
putaran dari tenaga penggeraknya.
a. Kondensor
Pengembun atau kondensor adalah
bagian dari refrigerasi yang menerima uap refrigeran tekanan tinggi yang panas
dari kompresor dan mengenyahkan panas pengembunan itu dengan cara mendinginkan
uap refrigerant tekanan tinggi yang panas ke titik embunnya dengan cara
mengenyahkan panas sensibelnya. Pengenyahan selanjutnya panas laten menyebabkan
uap itu mengembun menjadi cairan.(Ilyas,1993)
Jenis- jenis kondensor yang
kebanyakan dipakai adalah sebagai berikut:
1)
Kondensor pipa ganda (Tube and Tube)
Jenis kondensor ini terdiri dari
susunan dua pipa koaksial, dimana refrigeran mengalir melalui saluran yang
berbentuk antara pipa dalam dan pipa luar, dari atas ke bawah. Sedangkan air
pendingin mengalir di dalam pipa dalam dengan arah yang berlawanan dengan
arah aliran refrigeran.

Gambar
4. Kondensor pipa ganda (Tube and Tube Condensor )
Keterangan :
- Uap refrigeran masuk
e. Tabung luar
- Air pendingin keluar
f. Sirip bentuk bunga
- Air pendingin
masuk
g. Tabung dalam
- Cairan refrigeran keluar
1) Kondensor tabung dan koil (
Shell and Coil )
Kondensor tabung dan koil adalah
kondensor yang terdapat koil pipa air pendingin di dalam tabung yang di
pasang pada posisi vertikal. Tipe kondensor ini air mengalir dalam koil,
endapan dan kerak yang terbantuk dalam pipa harus di bersihkan dangan bahan
kimia atau detergen.
2) Kondensor pendingin udara
Kondensor pendingin udara adalah
jenis kondensor yang terdiri dari koil pipa pendingin yang bersirip pelat
(tembaga atau aluminium). Udara mengalir dengan arah tegak lurus pada bidang
pendingin, gas refrigeran yang bertemperatur tinggi masuk ke bagian atas dari
koil dan secara berangsur mencair dalam alirannya ke bawah.
3) Kondensor tabung dan pipa
horizontal (Shell and Tube)
Kondensor tabung dan pipa horizontal
adalah kondensor tabung yang di dalamnya banyak terdapat pipa – pipa pendingin,
dimana air pendingin mengalir dalam pipa – pipa tersebut. Ujung dan pangkal
pipa terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara pelat pipa dan tutup tabung
dipasang sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipa – pipa.

Gambar
5. Kondensor selubung dan tabung (Shell and Tube condenser)
Keterangan :
- Saluran air pendingin
keluar
6. Pengukur muka cairan
- Saluran air pendingin
masuk
7. Saluran masuk refrigeran
- Pelat pipa
8. Tabung keluar refrigeran
- Pelat
distribusi
9. Tabung
- Pipa bersirip
Kondensor yang sering digunakan pada
kapal-kapal ikan adalah kondensor jenis shell and tube.
Kondensor ini terbuat dari sebuah silinder besar yang di dalamnya terdapat
susunan pipa-pipa untuk mengalirkan air pendingin.
a. Tangki penampung (receiver
tank)
Tangki penampung (Receiver)
adalah tangki yang digunakan untuk menyimpan refrigerant cair yang berasal dari
pengeluaran kondensor (Ilyas,1993).
Namun, apabila temperatur air
pendingin didalam kondensor relatif rendah, dan temperatur ruang mesin di
manatangki penampung cairan dipasang lebih tinggi, kadang - kadang cairan
refrigeran yang terjadi di dalam kondensor tidak dapat mengalir dengan mudah.
Dalam hal ini, bagian atas kondensor harus dihubungkan dengan bagian atas
penerima cairan oleh penyama tekanan (Arismunandar dan Saito, 2005).
Menurut Ilyas (1993), sebagai
tempat refrigeran, receiver mempunyai empat fungsi yaitu :
- Menyimpan refrigeran cair
selama operasi dan untuk maksud servis.
- Meningkatkan perubahan dalam
muatan refrigeran dan volume cairan, yakni pemuaian dan penyusutan
refrigeran karena perubahan suhu.
- Sebagai tempat penyimpanan
refrigeran bilamana sistem refrigerasi dimatikan untuk tujuan perbaikan
dan pemeliharaan serta pada saat sistem akan dimatikan dalam jangka waktu
yang lama.
Pada
receiver dilengkapi dengan sebuah gelas penduga untuk melihat kapasitas freon
dalam sistem dan juga dilengkapi dengan katup keamanan sebagai pengaman untuk
mengatasi tekanan yang berlebihan dalam sistem.

Gambar 6. Receiver
a. Katup Ekspansi
Katup ekspansi dipergunakan untuk
mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigeran yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur
rendah.Pada waktu katup ekspansi membuka saluran sesuai dengan jumlah
refrigeran yang diperlukan oleh evaporator, sehingga refrigeran menguap
sempurna pada waktu keluar dari evaporator (Arismunandar & Saito, 2005).
Apabila beban pendingin turun, atau
apabila katup ekspansi membuka lebih lebar, maka refrigeran didalam evaporator
tidak menguap sempurna, sehingga refrigeran yang terhisap masuk kedalam
kompresor mengandung cairan. Jika jumlah refrigeran yang mencair
berjumlah lebih banyak atau apabila kompresor mengisap cairan, maka akan
terjadi pukulan cairan (Liquid hammer) yang dapat merusak kompresor.
(Arismunandar & Saito, 2005)
Menurut Hartanto (1985), katup
ekspansi berdasarkan cara kerjanya terdiri dari :
1) Katup ekspansi manual
/ tangan
Berfungsi untuk mengontrol arus
refrigerant supaya tepat mengimbangi beban refrigrasi. Alat ini hanya digunakan
kalau beban refrigrasi konstan yang menunjukkan bahwa perubahan kecil dan
berkembang lambat. Sering dipasang paralel dengan alat kontrol lain sehingga
system dapat tetap dioperasikan jika katup yang lain dalam keadaan rusak
(Ilyas,1993).

Gambar
7. Katup Ekspansi Manual
2) Katup ekspansi automatik
Katup yang cara kerjanya berdasarkan
tekanan dalam evaporator. Cara kerja katup ini adalah pada waktu mesin
pendingin tidak bekerja, katup ekspansi tertutup karena tekanan dalam
evaporator lebih besar daripada tekanan pegas katup yang telah diatur. Setelah
mesin bekerja, uap didalam evaporator akan terhisap oleh kompresor sehingga
tekanan didalam evaporator berkurang. Setelah tekanan didalam evaporator lebih
rendah daripada tekanan pegas maka pegas akan mengembangkan diafragma dan mendorong
katup sehingga membuka.
3) Katup ekspansi thermostatis
(thermostatic expantion valve)
Katup ini bertugas mengontrol arus
refrigran yang dioperasikan secara mengindera oleh suhu dan tekanan di dalam
evaporator dan mensuplai refrigeran sesuai kebutuhan evaporator. Operasi katup
ini dikontrol oleh suhu bulb kontrol dan oleh tekanan didalam evaporator
(Ilyas,1993).

Gambar
8. Katup Ekpansi Thermostatik
a.
Evaporator
Evaporator berguna untuk menguapkan
cairan refrigeran, penguapan refrigeran akan menyerap panas dari bahan /
ruangan, sehingga ruangan disekitar menjadi dingin.
Menurut Arismunandar dan Saito
(2005), penempatan evaporator dibedakan menjadi empat macam sesuai dengan
keadaan refrigeran didalamnya, yaitu :
1) Evaporator kering (dry
expantion evaporator)
2) Evaporator setengah
basah
3) Evaporator basah (flooded
evaporator), dan
4) Sistem pompa cairan
Pada evaporator kering, cairan
refrigeran yang masuk kedalam evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan
uap, sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan uap kering, karena sebagian
besar dari evaporator terisi uap maka penyerapan kalor tidak terlalu besar jika
dibandingkan dengan evaporator basah. Namun, evaporator kering tidak
memerlukan banyak refrigeran, disamping itu jumlah minyak pelumas yang
tertinggal didalam evaporator sangat kecil (Arismunandar dan Saito ,2005) .

Gambar
9. Evaporator jenis ekspansi kering
Pada evaporator jenis setengah
basah, kondisi refrigeran diantara evaporato jenis ekspansi kering dan
evaporator jenis basah.
Pada evaporator basah terdapat
sebuah akumulator untuk menampung refrigeran cair dan gas, dari akumulator
tersebut bahan pendingin cair mengalir ke evaporator dan menguap
didalamnya. Sisa refrigeran yang tidak sempat menguap di evaporator kembali
kedalam akumulator, didalam akumulator refrigeran cair berada dibawah tabung
sedangkan yang berupa gas berada diatas tabung.

Gambar
10. Evaporator jenis ekspansi basah
Berdasarkan kontruksinya evaporator
dibedakan menjadi tiga (Hartanto, 1985) yaitu:
1) Evaporator
permukaan datar (evaporator plate)
Evaporator
ini merupakan sebuah plat yang diberi saluran bahan pendingin atau pipa yang
dililitkan pada plat. Evaporator jenis ini banyak digunakan pada freezer
atau contact freezer dan proses pemindahan panas menggunakan sistem
konduksi.
2) Evaporator bare
Jenis
ini merupakan pipa yang dikontruksi melingkar atau spiral yang diberi rangka
penguat dan dipasang pada dinding ruang pendingin. Jenis banyak digunakan pada cold
storage, palkah-palkah ikan dikapal, dan rak air garam.
3) Evaporator
sirip
Evaporator
ini merupakan pipa yang diberi plat logam tipis atau sirip-sirip yang berfungsi
untuk memperluas permukaan evaporator sehingga dapat menyerap panas lebih
banyak. Sirip-sirip ini harus menempel erat pada evaporator. Proses pemindahan
panas dilakukan dengan sistem secara tiupan dan banyak digunakan pada AC (air
conditioner),pendingin ruangan (cool room.)
2.
Komponen Bantu
Komponen bantu adalah komponen yang
dipasang pada instalasi mesin refrigerasi yang gunanya untuk memperlancar
aliran refrigeran sehingga mesin refrigerasi dapat bekerja lebih
sempurna. Penggunaan alat bantu disesuaikan dengan besar kecilnya
kapasitas, jenis refrigeran yang digunakan dan kegunaan mesin
refrigerasi tersebut (Hartanto,1985).
a. OilSeparator
Suatu alat yang digunakan untuk
memisahkan minyak pelumas yang ikut termampatkan oleh
kompresor dengan uap refrigeran. Oli yang ikut bersama refrigeran
harus dipisahkan karena jika hal ini terjadi terus-menerus, maka dalam waktu
singkat kompresor akan kekurangan minyak pelumas sehingga pelumasan kurang
baik, disamping itu minyak pelumas tersebut akan masuk kedalam kondensor
dan kemudian ke evaporator sehingga akan mengganggu proses perpindahan kalor
(Arismunandar dan Saito, 2005). Oil separator dipasang diantara
kompresor dan kondensor.

Gambar 11. Oil separator
b. Filter and drier

Gambar
12. Filter and Dryer
Alat ini digunakan untuk menyaring
kotoran dan menyerap kandungan air yang ikut bersama refrigeran pada
instalasi mesin refrigerasi. Alat ini merupakan suatu tabung yang
didalamnya terdapat bahan pengering (desicant) dansaringan kotoran dan
penahan agar bahan pengering tidak terbawa oleh aliran refrigeran yang dipasang
pada kedua ujung tabung tersebut (Hartanto, 1985).
c. Indikator (gelas penduga)
Merupakan alat yang digunakan untuk
melihat aliran cairan refrigeran pada mesin pendingin. Alat ini dipasang pada
saluran cairan refrigerant bertekanan tinggi antara receiver dan katup
ekspansi.
d. Alat penukar panas ( heat
excahnger)
Heat
exchanger merupakan suatu alat penukar panas
yang gunanya untuk menambah kapasitas mesin refrigerasi dengan cara
menyinggungkan antara saluran cairan refrigeran yang bertekanan tinggi dari receiver
tank dengan saluran uap refrigeran bertekanan rendah dari evaporator
sehingga terjadinya perpindahan panas dari cairan refrigeran bertekanan tinggi
ke uap refrigeran yang akan dihisap oleh kompresor, sehingga cairan refrigeran
bertekanan tinggi mengalami penurunan tekanan sebelum mengalir ke katup
ekspansi karena penurunan temperatur. (Hartanto, 1985)
e. Kran Selenoid (selenoid
valve)
Kran selenoid adalah kran yang
digerakkan dengan ada dan tidaknya aliran listrik, kran ini pada umunya
dipasang pada saluran cairan bahan pendingin bertekanan tinggi atau sebelum
katup ekspansi (Hartanto,1985).
f. Akumulator
Akumulator berfungsi untuk menampung
sementara refrigeran berwujud cair yang belum sempat menjadi uap di evaporator.
Sebelum masuk ke kompresor refrigeran berbentuk cair dan uap dipisahkan di
akumulator, agar kompresor tidak menghisap cairan refrigeran yang dapat
menyebabkan kompresor rusak.
Pada mesin refrigerasi sistem
evaporator basah peranan akumulator sebagai komponen pokok dan dipasang setelah
katup ekspansi, namun pada evaporator sistem kering akumulator sebagai komponen
bantu dan dipasang diantara evaporator dan kompresor.

Gambar
13. Akumulator
3.
Alat Kontrol dan Pengaman
Sistem refrigrasi memerlukan
sejumlah kontrol guna mempertahankan kondisi operasi dan mengatur arus
refrigerant agar peralatan bekerja aman da ekonomis
(Ilyas,1993).
Menurut Hartanto (1985), berdasarkan
kegunaannya komponen kontrol terbagi atas 2 macam alat pengontrol :
a. Alat ukur (non
pneumatic)
Alat
ini hanya dapat digunakan untuk mengetahui keadaan pengoperasian mesin
pendingin, antara lain :
1)
Manometer
Alat ini digunakan untuk mengukur
tekanan pada mesin refrigerasi yang pada umumnya dipasang pada : saluran
pengeluaran (discharge) kompresor, saluran pengisapan (suction)
kompresor, saluran minyak pelumas, kondensor, tangki penampung dan
akumulator (pada evaporator basah)

Gambar 14. Manometer
2) Thermometer
Thermometer digunakan untuk mengukur
temperatur, pada mesin refrigerasi biasanya digunakan untuk mengukur temperatur
ruang pendingin, media pendingin (masuk dan keluar) kondensor, refrigeran pada
saluran hisap dan keluar kompresor dan sebagainya.

Gambar 15. Termometer
b. Alat Pengaman
Alat ini digunakan untuk mengamankan
mesin pendingin apabila terjadi keadaan pengoperasian yang tidak sesuai dengan
yang dinginkan, jenis alat pengaman yang sering digunakan dapat berbentuk
saklar dan katup atau keran. Adapun jenisnya antara lain:
1) Saklar tekanan tinggi
( High Pressure Control /
HPC)
Adalah saklar listrik yang kerjanya
dipengaruhi oleh keadaan refrigerant didalam mesin pendingin yang bertekanan
tinggi, alat ini dapat mematikan kompresor secara automatik apabila tekanan
pengeluaran kompresor terlalu tinggi (lebih tinggi dari batas tekanan yang
telah ditentukan).
2) Saklar tekanan rendah
( low pressure control /
LPC)
Pada prinsipnya alat ini merupakan
suatu saklar automatik yang bekerja berdasarkan tekanan hisap dari kompresor,
apabila tekanan hisap kompresor terlalu rendah (lebih rendah dari tekanan yang
telah ditentukan), maka alat ini akan memutuskan aliran listrik ke motor
penggerak kompresor sehingga kompresor akan mati. Apabila tekanan
penghisapannya naik sesuai dengan yang ditentukan maka secara automatik akan
menghidupkan kompresor kembali.
3) Saklar tekanan
minyak pelumas (oil pressure control)
Alat kontrol yang dapat mematikan
kompresor secara automatik apabila tekanan minyak pelumas pada kompresor
terlalu rendah. Pada alat ini terdapat dua buah diafragma yang
masing-masing kerjanya dipengaruhi oleh tekanan minyak pelumas dan tekanan
penghisapan kompresor, oleh karena itu alat ini selalu dihubungkan dengan
saluran pelumasan dan saluran penghisapan kompresor.
4) Saklar temperatur (thermostat)
Alat yang dapat mematikan kompresor
secara automatik apabila temperatur ruangan yang didinginkan sudah mencapai
pada temperatur yang dikehendaki. Alat ini menggunakan tabung
perasa (sensor bulb) yang ditempatkan pada ruang pendingin untuk
mendeteksi temperatur ruangan pendingin, apabila suhu diruang pendingin sudah
sesuai dengan yang ditentukan maka thermostat akan mematikan kompresor.
Penulis :
Lutfi Jauhari
(Widyaiswara BPPP Tegal)
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. dan Heizo Saito.
2002. Penyegaran Udara. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Dossat, RJ. 1976 Principle of
Refrigeration
Handoko, K. 1981. Teknik
Lemari Es. PT. Ichtiar Baru, Jakarta.
Hartanto, B. 1982. Teknik
Mesin Pendingin. BKPI, Tegal.
Holman, J.P. 1988. Perpindahan
Panas (Heat Transfer). Erlangga, Jakarta.
Ilyas, S. 1983 Teknologi
Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid I, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. CV. Paripurna, Jakarta.
________,1993. Teknologi
Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid II, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. CV. Paripurna, Jakarta.
Stoecker, W.F. dan Jerold, J.W.
1994. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Edisi kedua. PT.
Erlangga, Jakarta.
Sumanto. 2001. Dasar -
dasar Mesin Pendingin. Andi, Yogjakarta.
Siklus
Refrigerasi
Siklus
refrigerasi adalah
siklus kerja yang mentransfer kalor dari media bertemperatur rendah ke media
bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari luar sistem. Secara prinsip
merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine). Dilihat dari
tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu
refrigerator yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang
berfungsi untuk memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator dan heat pump
dapat dilihat pada gambar di bawah.
Siklus
refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
- Siklus kompresi uap (vapor
compression refrigeration cycle) dimana refrigeran mengalami proses
penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.
- Siklus gas (gas refrigeration
cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
- Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan
lebih dari satu siklus refrigerasi.
- Siklus absorpsi (absorption
refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan dalam sebuah cairan
sebelum dikompresi.
- Siklus termoelektrik
(thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi dihasilkan
dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.
Kinerja
suatu refrigerator dan heat pump dinilai dari besarnya koefisien kinerja
(coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut,
Harga
COPR dan COPHP umumnya lebih besar dari satu dimana COPHP = COPR + 1 untuk
suatu rentang tekanan kerja yang sama.
terimakasih ilmunya
BalasHapus